Beda Setting, Ini Kata Geek Fam Soal Turnamen PEI.
Geek Fam harus berjuang ekstra keras jika ingin tampil apik di Peace Elite Asia Invitational (PEI) pekan depan. Ada PR adaptasi yang cukup besar, khususnya di dalam game.
Pasalnya, PEI dimainkan menggunakan game kloningan PUBG Mobile, Game for Peace. Ini adalah game khusus untuk wilayah Cina, yang berarti hanya menggunakan bahasa Cina.
Di sinilah kendala terbesarnya. Para player harus membiasakan diri dengan UI baru, khususnya saat mereka melakukan setting gameplay.
Kendala ini juga dialami oleh Geek Fam, salah satu wakil Indonesia untuk PEI nanti. Apa kata mereka?
Baca Juga: Dikejutkan Geek Fam, BTR RA Belum Puas Dengan Season 3
Penyesuaian dengan game baru
Geek Fam, melalui Katou sang IGL, mengakui bahwa saat ini mereka masih kesulitan menyesuaikan diri dengan Game for Peace. Ada kendala bahasa yang benar-benar menyulitkan.
Selain itu, instruksi yang diberikan oleh penyelenggara juga tidak benar-benar membantu.
“Masing setting-setting sih, masih bingung bahasanya juga. Jadi kayak settingannya gak jelas juga,” kata Katou di Planet Esports Revival TV.
“Mereka ngasih translate-nya itu pun ada yang acak, ada yang gak sesuai. Jadi ya masih kesusahan gitu.”
Baca Juga: Jeixy Ungkap Rahasia Aura Mengamuk di Day 3 Grand Final PMPL
Harus Belajar meta baru
Selain soal setting UI yang berbeda untuk PEI, Geek Fam juga punya tantangan besar menyesuaikan diri dengan gameplay Game for Peace. Ada sedikit perbedaan penting dengan PUBG Mobile, khususnya soal Blue Zone.
“Aku udah percaya sama mereka kalau soal main. Mungkin tiga hari ke depan, kalau aku pribadi bakal nonton semua PMPL sama meta PEL juga sih,” lanjut Katou.
“Karena kita kan udah ketinggalan banget. Yang kita biasa main di tepi circle, kemungkinan besar gak bisa karena ada meta yang pakai boosting gitu,” tutupnya.
Jangan lupa kunjungi SPIN Website untuk informasi lainnya, dan ikuti akun Instagram dan Youtube kita.