Facebook secara mengejutkan melonggarkan kebijakannya, dengan memperbolehkan penggunanya untuk menyuarakan kebenciannya terhadap Rusia dan militernya.
Yap, invasi yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina memang belum selesai. Kedua kubu sempat mengajukan perdamaian, namun prosesnya tidak semudah membalikan telapak tangan dan menyebabkan penyerangan militer Rusia terhadap Ukraina tetap berlangsung.
Hingga kini, beberapa platform digital yang geram dengan aksi Rusia pun sudah semakin banyak. Namun, yang paling menunjukan kebenciannya adalah Facebook di bawah pimpinan Mark Zuckerberg.
Caci Maki Rusia dan Militernya Bisa Lewat Facebook! Mau Coba?
Tenang guys, berita ini 100% valid sebab pihak Meta sendiri yang mengumumkannya. Dalam sebuah keterangan resminya, Meta memperbolehkan semua penggunanya untuk meluapkan ekspresinya terhadap Rusia, dalam bentuk kata-kata.
Baca Juga: Kini Giliran YouTube dan Google Play yang Hentikan Layanan Berbayar di Rusia
Kata-katanya pun bebas, asalkan masih berhubungan degan aktivitas invasinya terhadap Ukraina yang sudah merenggut kebahagiaan warga negara tersebut.
“Sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina kami untuk sementara mengizinkan bentuk ekspresi politik yang biasanya melanggar aturan kami seperti ujaran kekerasan seperti ‘matilah penjajah Rusia’,” ungkap juru bicara Meta, seperti dilansir dari Reuters.
“Kami masih tidak akan mengizinkan seruan yang kredibel untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia,” lanjutnya.
Penerapan kebijakan sementara ini juga bisa digunakan oleh pengguna Facebook di Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hungary, Latvia, Lithuania, Poland, Romania, dan Slovakia.
Bahkan, negara-negara tersebut bisa melontarkan kalimat umpatan yang ditunjukan ke Vladimir Putin maupun Alexander Lukashenko, selaku presiden Belarusia yang mendukung invasi terhadap Ukraina.
Baca Juga: Facebook Perbarui Fitur Community Help di Ukraina, Ini Fungsinya!
Dalam sebuah email yang dikirimkan untuk para moderator, Meta mengeluarkan beberapa peraturan yang wajib dipatuhi penggunanya jika ingin memanfaatkan pelonggaran kebijakannya tersebut.
“Kami mengeluarkan kelonggaran kebijakan untuk mengizinkan ujaran kekerasan T1 yang seharusnya dihapus berdasarkan kebijakan Ujaran Kebencian jika: (a) menargetkan tentara Rusia, KECUALI tahanan perang, atau (b) menargetkan warga Rusia di mana konteksnya jelas tentang invasi Rusia ke Ukraina (misalnya, konten yang menyebutkan invasi, pembelaan diri, dan lain-lain),” tulis Meta.