Pelatih Dota 2 Team Secret Beri Solusi Untuk Permasalahan DPC 2021!
Lee ‘Heen’ Seung Gon atau yang biasa dikenal sebagai pelatih Team Secret, secara gambling memberikan pemikirannya mengenai potensi masalah yang akan hadir dengan format dari DPC 2021 setelah berakhirnya ajang ONE Esports Singapore Major.
The Singapore Major has just ended and here are my thoughts on various topics
Read: https://t.co/ys1nMPFeyl
— Heen (@Heen1337) April 6, 2021
Kritik Sekaligus Saran Dari Heen Untuk DPC 2021
Dalam postingan terbarunya di TwitLonger, Heen tidak hanya mengkritik kekurangan yang ada dalam format DPC dan skenario kualifikasi TI tetapi ia juga memberikan solusi yang mungkin dapat membantu menghilangkan kekurangan tersebut.
Menurut Heen, persaingan menuju TI tentunya sangat berat, tapi pembagian hadiah untuk turnamen TI tidak cukup baik.
Selain itu, ia juga percaya bahwa sistem degradasi tim tidak cukup baik dan sistem distribusi poin belum dapat diterima.
Pelatih Dota 2 Korea Selatan itu juga menginginkan sistem ini mengakomodasi lebih banyak tim di Liga Regional sehingga membuat “semua orang bahagia.”
Selain banyaknya masalah dan solusi yang ia soroti, Heen juga ingin Valve mengubah sistem distribusi poin DPC.
Sebelumnya, versi yang hampir mirip dari sistem DPC yang saat ini sedang diterapkan pertama kali muncul pada Februari 2020 tetapi sayangnya, karena timbul pandemi sistem tersebut tidak jadi diberlakukan.
Baru pada Januari 2021 sistem tersebut diterapkan setelah Valve membawa versi DPC 2020 yang telah diperbaharui.
Noone Resmi Bertahan di AS Monaco Gambit Jelang DPC Season 2
Selalu Mengkritik Format Terbaru DPC
Heen selalu menjadi kritikus terhadap sistem tersebut, baik versi 2020 maupun versi 2021.
Menurutnya, satu-satunya hal baik yang dicapai dari sistem saat ini adalah setiap daerah akan hampir dipastikan memiliki wakil di ajang TI.
Hal tersebut karena perbedaan antara jumlah poin DPC yang diberikan di Liga Regional dan Major tidak jauh berbeda.
Permasalahan Format DPC Menurut Heen
Berikut adalah permasalahan dari sistem saat ini versi Heen.
- Poin DPC sangat sulit untuk diperoleh (hanya peringkat lima besar dari Divisi Atas liga regional dan delapan besar di ajang Major).
- Selain itu, karena banyaknya uang yang terkonsentrasi pada TI tahun ini, jalan menuju kejuaraan dunia tersebut ia nilai telah menjadi ‘kurang konsisten’. Acara Major setidaknya menyumbang “1-2% dari total hadiah TI” yang menurutnya tidak sehat.
- Sistem distribusi poin, terutama di ajang Major tidak terlalu memberikan tambahan yang signifikan bagi banyak tim karena hanya delapan besar yang mendapatkan uang hadiah dan poin. Sisanya pulang dengan tangan kosong.
- ‘Sistem saat ini dimana dua tim teratas dari Divisi terbawah harus menyerahkan slot mereka ke dua tim terbawah dari Divisi teratas jelas sangat bodoh. Kita berada dalam persaingan bisnis. Dapatkan tempat kalian seperti orang lain.’
- Lower Bracket R1 harus berhenti menjadi BO1. Terbukti dari Singapore Major (di mana Lower Bracket R1 adalah BO3), itu hanya butuh menambahkan satu hari lagi untuk menyelesaikan putaran tersebut.
Dengan ajang TI10 yang akan dijadwalkan pada bulan Agustus mendatang, Heen tentunya merasa masih ada waktu untuk mereka mempertimbangkan beberapa idenya tersebut dan mengimplementasikannya meskipun dia juga tahu bahwa itu tidak mungkin.
Jangan lupa kunjungi SPIN Website untuk update terbaru lainnya, dan ikuti Instagram dan Youtube kita.