Ahmaud Arbery Seorang Pria Kulit Hitam Yang Dianggap Penjahat

Pasti spinners sudah mendengar nama seorang Ahmaud Arbery melalui media-media sosial pemain NBA, diantaranya seperti Stephen Curry, Kyrie Irving dan lainnya angkat bicara. Penembakan pemuda kulit hitam ini saat dirinya sedang melakukan jogging di Brunswick, Georgia.

Munculnya video pendek ini, membuat semua orang terkejut. Video ini diambil dari perspektif kendaraan yang mengikuti seorang pria kulit hitam muda berlari dengan kecepatan seorang pelari.

Pelari itu adalah Ahmaud Arbery yang berusia 25 tahun, Arbery mendekati truk pickup yang diparkir di jalan. Dan ada dua pria kulit putih, satu di luar kendaraan dengan senapan yaitu Travis McMichael yang berusia 34 tahun, dan yang lainnya adalah ayahnya Gregory McMichael yang berusia 64 tahun.

McMichaels dilaporkan mengejar Arbery dan menghalangi jalannya di lokasi lain di mana ia berbalik dan berlari ke arah lain untuk menghindarinya. Dalam video, ketika mereka bertemu satu sama lain membuat mereka menjadi bertengkar. Arbery dan McMichael yang lebih muda bertarung untuk menguasai senapan. 

Itu membuat tembakan dilepaskan, Arbery mencoba melarikan diri tetapi dia jelas terluka dan lututnya lemas yang membuatnya jatuh ke tanah saat video berakhir. Setelah Arbery jatuh, McMichael yang lebih muda menggulingkan tubuh yang lemas itu untuk melihat apakah lelaki itu memiliki senjata, menurut laporan polisi.

Ada darah di tangan McMichael ketika polisi datang, yang menurut laporan bahwa Arbery meninggal karena lukanya. Beginilah cara laporan polisi merinci penjelasan ayah (bisa kalian klik) mengapa ia dan putranya mengejar Arbery :

“McMichael menyatakan dia berada di halaman depan rumahnya dan melihat tersangka pembobolan turun dari Satilla Drive menuju Burford Drive. McMichael menyatakan dia kemudian berlari ke dalam rumahnya dan memanggil Travis (McMichael) dan berkata, “Travis, orang itu berlari ke jalanan, ayo pergi.” McMichael menyatakan dia pergi ke kamarnya dan mengambil .357 Magnum dan Travis mengambil senapannya karena mereka ‘tidak tahu apakah pria itu bersenjata atau tidak. “

Arbery tidak bersenjata dan dia bukan tersangka dalam pembobolan. Dia adalah mantan pemain sepak bola sekolah menengah yang suka tetap aktif dan jogging di kota kecil Brunswick, Glynn County, dekat rumahnya. Tak satupun dari McMichaels ditangkap atau didakwa. Dari saat ini terjadi pada akhir Februari mereka tetap merasakan kemewahan tidur di tempat tidur mereka sendiri dan bebas, sementara tubuh Arbery berada di peti mati, jauh di dalam kuburan di Gereja Baptis New Springfield di Alexander.

Menurut The New York Times , “Gregory McMichael adalah mantan perwira polisi Kabupaten Glynn dan mantan penyelidik dengan kantor pengacara distrik setempat yang pensiun Mei lalu.”

Jaksa setempat mengundurkan diri dari kasus ini karena Gregory McMichael telah bekerja di kantornya. Jaksa penuntut berikutnya, seorang pengacara distrik  juga mengundurkan diri karena putranya bekerja untuk pengacara distrik tempat Gregory McMichael bekerja. Tapi, sebelum penolakan jaksa kedua, dia mengatakan dalam surat yang diperoleh The Times:

“Tampaknya Travis McMichael, Greg McMichael dan Bryan Williams melakukan pengejaran, seorang tersangka pencurian di lingkungan mereka dan meminta / menyuruhnya berhenti. Tampaknya niat mereka adalah untuk menghentikan dan menahan tersangka kriminal ini sampai penegak hukum tiba. Di bawah hukum Georgia, ini sangat legal. “

Jaksa ketiga dan saat ini dalam kasus tersebut mengatakan pada hari Rabu bahwa kasus tersebut harus didengar oleh grand jury . Dia mengutip dari undang-undang : “Seseorang dapat menangkap pelaku jika pelanggaran dilakukan di hadapannya atau dalam pengetahuan langsungnya.”

Tapi ada masalah yang jelas disini : Arbery tidak melakukan pelanggaran dan satu-satunya pelanggarannya, hal yang membuat orang curiga adalah bahwa ia berkulit hitam dan berjenis kelamin laki-laki dan berlarian di lingkungan orang kulit putih ini.

Surat jaksa penuntut menyatakan: “Mengingat fakta Arbery yang memulai perkelahian ini dengan mengambil senapan, di bawah hukum Georgia, McMichael diizinkan menggunakan kekuatan mematikan untuk melindungi dirinya sendiri.”

Kesamaan di sini dengan kasus Trayvon Martin luar biasa. Orang-orang ini membuntuti Arbery dan menuduhnya melakukan kejahatan yang sebenarnya dia tidak bersalah, kemudian menggunakan pembelaan diri sebagai pembenaran untuk menembaknya dalam pertengkaran yang mereka provokasi. Arbery terbunuh delapan tahun hingga sebulan setelah Martin terbunuh, hanya berbeda sekitar tiga jam di utara.

Gerakan Black Lives Matter yang semangat dengan masalah beberapa tahun lalu ini memfokuskan aktivisme dan protes sebagian besar di sekitar pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam, tetapi saat itu juga ada kejadian lain yaitu dalam kasus Martin dan itu sama juga main hakim sendiri kepada orang berkulit hitam.

Undang-undang negara yang melindungi hak warga untuk membolehkan senjata dan kekuatan mereka untuk mengakhiri hidup. Bagian yang paling menyebalkan dari sebagian besar kasus dimana lelaki kulit hitam yang tidak bersenjata terbunuh, baik oleh polisi atau warga sipil tidak bisa menangkapnya atau menghukumnya.

Tidak ada anggapan bahwa para pembunuh itu benar secara moral, tetapi bahwa dalam banyak kasus dapat dikatakan bahwa pembunuhan itu dibolehkan. Seperti yang sudah sering terjadi di negara ini, hukum berlaku untuk merugikan orang kulit hitam dan terkadang kematian mereka.

Perbudakan kulit hitam itu legal. Sundown towns legal. Sharecropping legal. Jim Crow legal. Racial covenants adalah dibolehkan. Penahanan massal adalah dibolehkan. Mengejar orang kulit hitam atau laki-laki dengan pistol karena mencurigakan seperti seorang kriminal adalah dibolehkan. Arbery masih muda, hidupnya banyak sekali harapan dan hari Sabtu akan menjadi ulang tahunnya yang ke 26.

Big Respect Ahmaud Arbery

Artikel Terbaru