Derrick Rose telah bertahan melalui banyak tantangan selama 11 tahun karirnya dan ternyata selama Derrick Rose beradaptasi di NBA Kobe Bryant lah yang telah membantunya.
BACA JUGA: Cuban Mengatakan Kobe Setuju Bermain Untuk Mavericks Pada 2007
Dan menurut kesaksian mantan MVP NBA itu sendiri, Kobe Bryant membantunya belajar melawan mereka dengan beradaptasi dengan landscape yang selalu berubah.
BACA JUGA : Shaquille O’Neal Dulu Bertengkar Dengan Kobe Bryant Setiap Hari?
“Untuk bermain pada usia 20 tahun, kalian harus bisa beradaptasi. Tidak sepenuhnya kalian mengubah game, tetapi beradaptasi dengan sedikit nuansa game tersebut.
Shoot, kalian akan berpikir bahwa shoot adalah salah satu hal pertama yang kalian lakukan, tetapi orang-orang berhasil mencapai liga dan shot bukanlah keahlian mereka.
Jadi, Kobe menunjukkan dengan etos kerjanya bahwa seiring waktu kalian dapat benar-benar mengembangkan skill tersebut.
Jadi, dengan dia berhasil, saya akan mengatakan bahwa itu memberi saya kesempatan untuk melihatnya dari dekat dan untuk benar-benar melihat bagaimana dia menjadi pemain seperti sekarang.
Dan dia memperhatikan cara permainan berubah. Saya harus shoot 40% di Minnesota untuk bertahan di liga. Saya mengubah shoot saya secara total, sehabis menjalani operasi pada siku saya. “
More from @drose on @pushinthrupod about how Kobe showed him how to adapt in the evolution of the league, which leads to longevity.
Listen to the full episode here: https://t.co/zRFHr07qAu pic.twitter.com/FGoL2Wm0gG
— BJ Armstrong (@bjarmstrong) October 30, 2020
NBA telah menjadi liga shoot dan tidak semua orang mampu mengikuti perubahan tersebut. Berkat Kobe Bryant semua yang dia lakukan di dalam dan di luar lapangan, mampu mengikuti tren dan tetap efektif di akhir karirnya.
Derrick Rose melihat pendekatan Kobe Bryant dan membuatnya menjadi miliknya sendiri, bekerja untuk mengasah kemampuan membuat long-distance shot.
Dan meski dia masih bukan pemain yang sama seperti dulu, pemain guard berusia 32 tahun itu tetap efektif, relevan, dan berharga meski harus berjuang dengan cedera dan keterbatasan permainannya.
Di musim terakhirnya, ia mencetak rata-rata 18,1 points, 5,6 assists dan 2,4 rebounds dengan percentage shoot 49% untuk Pistons.