Kontroversi besar terjadi di SEA Games Esports setelah seorang pemain wanita Thailand didiskualifikasi karena memakai aplikasi pihak ketiga untuk membiarkan orang lain bermain menggantikannya. Simak kronologi lengkapnya di sini.
SEA Games Esports kembali diguncang kontroversi besar setelah seorang pemain wanita dari Thailand didiskualifikasi akibat ketahuan menggunakan aplikasi pihak ketiga yang memungkinkan orang lain bermain menggantikan dirinya. Insiden ini terjadi pada kategori perempuan Arena of Valor dan langsung menjadi perbincangan hangat di komunitas esports internasional.
BACA JUGA : Analisis Statistik Honor of Kings 2025: Evolusi Strategi dan Intensitas Kompetisi Global
BACA JUGA : MMORPG Anime Isekai “Blue Protocol: Star Resonance” Resmi Rilis untuk Mobile dan PC!

Menurut laporan yang beredar, sang pemain tertangkap memakai aplikasi mirip layanan remote-control yang memungkinkan pemain lain mengendalikan perangkatnya dari jarak jauh. Dengan kata lain, ada dugaan kuat bahwa pertandingan dijalankan oleh orang berbeda, bukan oleh pemain yang terdaftar secara resmi di SEA Games.
Kejadian ini dianggap sebagai salah satu pelanggaran paling berat dalam turnamen esports resmi, terlebih karena dilakukan di panggung seprestisius SEA Games. Tim wasit dan penyelenggara langsung mengambil keputusan tegas dengan menjatuhkan diskualifikasi penuh.
Kontroversi ini membuat banyak pihak mempertanyakan integritas kompetisi, terutama di kategori perempuan yang seharusnya menjadi ajang pembuktian skill dan perkembangan ekosistem esports wanita. Meski memalukan, insiden ini juga diharapkan menjadi pelajaran penting agar regulasi dan pengawasan kompetisi internasional semakin diperketat.
Skandal ini mungkin baru satu dari sekian drama SEA Games, namun dampaknya terhadap reputasi kompetitif jelas tidak kecil. Dunia esports pun terus memantau perkembangan kasus ini.
Jangan lupa kunjungi SPIN Website untuk update terbaru lainnya, ikuti Instagram dan Youtube kita ya spinners.

