Trauma karena TikTok, karyawan ini gugat perusahaannya!
TikTok adalah rumah bagi video-video memasak, menari, dan video lucu lain yang viral — tetapi juga merupakan perusahaan media sosial terbaru dengan masalah moderasi konten.
Seorang karyawan yang bekerja sebagai moderator TikTok, Candie Frazier, telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan tersebut, dengan klaim bahwa paparan nya terhadap video sensitif dan grafis setiap hari dalam platformnya telah membuatnya menderita depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Dia menuntut raksasa media sosial itu menyiapkan dana medis untuk semua pekerja moderatornya.
Banyaknya Video Kekerasan Di TikTok
Sebagai bagian dari pekerjaannya sebagai moderator, Frazier dihadapkan pada aliran video grafis yang berisi subjek sensitif seperti pornografi anak, kejahatan seksual, pemenggalan kepala, mutilasi hewan, dan banyak lagi.
Dalam gugatannya, Frazier lebih lanjut menambahkan bahwa dia harus menanggung telah melihat video “kanibalisme yang aneh, kepala yang hancur, penembakan di sekolah, bunuh diri, dan bahkan jatuh fatal dari sebuah gedung, lengkap dengan audio.”
Video meresahkan lainnya juga membahas teori konspirasi, penolakan holocaust, misinformasi politik, dan konten destabilisasi lainnya.
Kesalahan TikTok
Seperti yang dijelaskan TechCrunch, masalah yang membuat Frazier gugat perusahaan tersebut adalah bahwa TikTok diduga mengharuskan para moderator untuk bekerja shift 12 jam dengan hanya makan siang satu jam dan dua periode istirahat untuk hanya 15 menit.
“Karena banyaknya konten, moderator konten tidak boleh melihat lebih dari 25 detik per video, dan secara bersamaan melihat tiga hingga sepuluh video pada saat yang sama,” menurut pengaduan.
Bersama dengan perusahaan media sosial lainnya termasuk Facebook dan YouTube, TikTok mengembangkan pedoman untuk membantu moderator mengatasi trauma dari pelecehan anak dan gambar traumatis lainnya.
Di antara sarannya adalah perusahaan membatasi shift moderator hingga empat jam dan memberikan dukungan psikologis. Namun, TikTok diduga gagal menerapkan kedua pedoman itu, menurut gugatan Frazier.
Dia menjelaskan bahwa TikTok belum menerapkan banyak dari pedoman itu, yang mencakup membatasi berapa banyak waktu moderator terpapar video yang mengganggu, memeriksa riwayat kesehatan mental pekerja, dan menyediakan pemeriksaan kesehatan mental.
Karena ini, dalam gugatan nya, Frazier meminta TikTok untuk membayar “program pemantauan medis (termasuk kesehatan mental) untuk memfasilitasi penyaringan berkelanjutan, diagnosis, dan perawatan yang memadai.”
Tertarik dengan platform TikTok? Baca juga: TikTok Akan Luncurkan Live-Streaming Versi Desktop? Ini Info Lengkapnya!