Viral ‘Tiga Anak Saya Diperkosa’, Kapolres Luwu Timur Sebut Itu ‘Hoax’?

Lagi trending di Twitter artikel yang membahas ‘Tiga Anak Saya Diperkosa’, tetapi sang pelapor atau ibu korban yang yang melapor polisi malah di tolak. Akhirnya Kapolres Luwu Timur  Jelaskan semuanya ‘Hoax’.

Ibu korban kabarnya ditolak karena dianggap alami gangguan jiwa. Kisah ini viral sejak Kamis, 6 Oktober 2021, dia seorang ibu di Luwu Timur yang mengungkap ketidakadilan bagi ketiga anaknya.

BACA JUGA : Squid Game Season 2 akan diproduksi? Ini Kata Sutradara nya!

Menurut kabar yang beredar juga ketiga anaknya ini diperkosa oleh ayah sendiri. Kisah tersebut disajikan dan dipaparkan di laman Project Multatuli dengan judul 3 anak saya diperkosa.

Jika kalian tertarik bisa membaca article tersebut dari Project Multatuli atau liat IG post nya.

Apakah laporan ‘Tiga Anak Saya Diperkosa’ ini ‘Hoax’?

Kalau kita lihat akun Instagram resmi Polres Luwu Timur, @humasreslutim, berita “Tiga Anak Saya Diperkosa” mereka klaim sebagai hoaks. 

BACA JUGA : 10 Film Terbaru Bulan Oktober 2021 Yang Wajib Ditonton!

Untuk diketahui, berita itu merupakan hasil investigasi dari Projectmultatuli.org.

Akhirnya Polres Luwu Timur pun menjelaskan mengapa berita itu dianggap hoaks. Menurut kepolisian, kasus itu sudah ditangani sejak tanggal 9 Oktober 2019 dan tidak cukup bukti.

“Hoax. Ini bukan cerita tapi fakta.” 

“Menjelaskan bahwa berita yang disampaikan ini belum cukup bukti dan kasus ini pernah ditangani oleh Polres Luwu Timur sejak tanggal 9 Oktober 2019,” tulis Polres Luwu Timur di Story Instagramnya.

Menurut penjelasan AKBP Silvester MM Simamora, polisi telah mengantar ketiga anak pelapor ke Puskesmas Malili.

BACA JUGA : Apakah Benar Film Tusk Adaptasi dari Kisah Nyata? Ini Faktanya!

Itu untuk dilakukan pemeriksaan visum et repertum yang didampingi langsung oleh ibu kandung dan petugas P2TP2A Kabupaten Luwu Timur.

Menurut AKBP Silvester MM Simamora hasil visum et repertum tersebut, tidak tampak ada kejanggalan, luka lecet, atau tanda-tanda kekerasan pada dubur/anus ketiga anak tersebut.

Dirinya mengungkap bahwa tidak ada tanda-tanda trauma pada ketiga anak tersebut kepada ayahnya karena saat ayahnya datang di kantor P2TP2A.

Ketiga anak tersebut menghampiri dan duduk di pangkuan ayahnya. Dirinya juga menyampaikan adanya laporan hasil pemeriksaan Psikologi Puspaga P2TP2A Kabupaten Luwu Timur. 

Di dalam laporan disebut, ketiga anak itu berinteraksi di lingkungan luar dengan cukup baik serta hubungan dengan orang tua cukup perhatian dan harmonis.

Dalam pemahaman keagamaan juga menurut pemeriksaan juga sangat baik, termasuk untuk fisik dan mental dalam keadaan sehat. 

Silvester juga menyampaikan adanya hasil visum et repertum Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulsel terhadap ketiga anak pelapor. 

Pada anak perempuan, bibir kemaluan hingga selaput dara tidak tampak ada kejanggalan. 

Begitu pula dengan dubur atau anus ketiga anak ini, tidak ditemukan kejanggalan. Hasil visum sang anak laki-laki pun juga demikian, tidak ada kejanggalan pada penis hingga anus atau dubur.

Kisah tragis Ibu yang melaporkan pemerkosaan yang dialami ketiga anaknya yang semuanya masih di bawah 10 tahun ini kabarnya ‘hoax’. 

Jadi, laporan pada bulan Oktober 2019 itu awalnya karena sang ibu mendapati keluhan dari salah satu anaknya pada area kewanitaan miliknya. 

Polisi menyelidiki pengaduannya, tapi prosesnya diduga kuat penuh manipulasi dan konflik kepentingan. 

Hanya dalam dua bulan sejak ia membuat pengaduan, polisi menghentikan penyelidikan. Bukan saja tidak mendapatkan keadilan, sang ibu dituding punya motif dendam melaporkan mantan suaminya. 

Dirinya juga diserang sebagai orang yang mengalami gangguan kejiwaan. 

Serangan ini diduga dipakai untuk mendelegitimasi laporannya dan segala bukti yang ia kumpulkan sendirian demi mendukung upayanya mencari keadilan.

Artikel Terbaru