Tesla saat ini sudah rugi hingga Rp 1,4 Triliun akibat Bitcoin. Namun, hingga sekarang pihaknya masih percaya jika Bitcoin adalah investasi jangka panjang yang menguntungkan.
Tesla dan Bitcoin adalah dua elemen yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Hal ini disebabkan karena sang CEO, yaitu Elon Musk adalah orang yang paling gencar mempromosikan penggunaan Bitcoin dalam kehidupan sehari-hari, termasuk untuk membeli mobil buatan Tesla.
Namun, dibalik itu semua ternyata ada fakta yang cukup mencengangkan guys. Pasalnya, perusahaan ini sudah mengalami kerugian yang sangat banyak, karena beberapa alasan yang masih terkait dengan Bitcoin.
Tesla Rugi Rp 1,4 Triliun Akibat Bitcoin, Kok Bisa?
Melansir dari CNN, Tesla baru-baru ini memberikan sebuah laporan tahunannya kepada pihak Securities and Exchange Commision. Di dalam laporan tersebut, ternyata ada fakta yang mengejutkan.
Baca Juga: Dibuat NFT, Catatan Lagu Hey Jude Milik The Beatles Sold Out diangka Rp 1,1 M
Fakta tersebut adalah ternyata Tesla sudah mengalami kerugian senilai US$ 101 juta atau setara dengan Rp 1,44 Triliun. Hal ini disebabkan karena nilai investasi Bitcoin yang sempat mengalami penurunan sangat drastis.
Namun, catatan kerugian itu tidak berdampak buruk pada kesehatan finansial Tesla, karena kerugian tersebut hanya masalah akuntansi saja dan sifatnya tidak ‘real’.
Masih di dalam laporan tersebut, Tesla tercatat pernah mendapatkan keuntungan yang sangat sebesar US$ 128 juta atau sekitar Rp 1,83 triliun, karena penjualan kripto mereka sempat naik pada bulan Maret 2021 lalu.
Total, Tesla saat ini masih memiliki aset bitcoin sebanyak US$ 2 miliar atau sekitar (Rp 28,6 triliun).
Data keungan ini seolah-olah memberikan keyakinan, jika perusahaan milik Elon Musk ini masih dapat berdiri kokoh walaupun sempat mengalami kerugian yang sangat banyak.
Walaupun sempat membuat perusahaannya merugi, namun Tesla masih tetap percaya bahwa Bitcoin adalah investasi yang bagus dan bisa digunakan untuk alternatif untuk uang tunai.
“Kami percaya pada potensi jangka panjang aset digital baik sebagai investasi dan juga sebagai alternatif likuid untuk uang tunai,” kata Tesla.
Baca Juga: Hacker Gasak Aset Kripto Dari Wormhole Senilai Rp 4,6 Triliun!
“Seperti halnya investasi apa pun dan konsisten dengan cara kami mengelola kas berbasis fiat dan akun setara kas. Kami dapat menambah atau mengurangi kepemilikan aset digital kami kapan saja berdasarkan kebutuhan bisnis dan pandangan kami. pasar dan kondisi lingkungan,” tutup Tesla.