Saham Grab anjlok. Kapitalisasi pasar lenyap Rp 200 T, kenapa?
Saham raksasa layanan transportasi dan pengiriman Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd, tampaknya kurang menarik perhatian dan minat para investor di AS.
Setelah kurang dari dua pekan memperdagangkan saham Grab di bursa Nasdaq di New York, perusahaan tersebut telah kehilangan lebih dari sepertiga nilainya.
Apa Yang Terjadi?
Pada penutupan perdagangan saham hari Jumat (10/12) di NASDAQ, saham Grab ambles 11,88% ke level US$ 7,12 per saham. Artinya sejak awal diperdagangkan, Grab telah turun 35,33% dalam tujuh hari perdagangan.
Selain harga saham nya yang menurun, kapitalisasi pasar Grab juga telah turun drastis. Grab awalnya memilki kapitalisasi pasar senilai USD $41,19 miliar, tapi lalu menyusut menjadi USD $26,64 miliar. Dengan kata lain, kapitalisasi pasar Grab telah berkurang US$ 14,55 miliar atau sekitar Rp 208 triliun.
Kenapa ini Terjadi?
Tampaknya salah satu alasan kenapa saham Grab gagal untuk naik adalah karena para investor di AS tidak melihat prospek yang bagus dalam perusahaan tersebut.
Berdasarkan riset SimplyWall.St, harga saham GRAB saat ini termasuk berada di bawah nilainya atau undervalue. Adapun, harga wajar emiten itu saat ini ada di kisaran US$ 10,91 per saham.
Hingga 31 Desember 2021, pendapatan GRAB diproyeksikan mencapai US$ 1,2 miliar dengan tingkat kerugian sebanyak US$ 2,95 miliar. Performa GRAB dicanangkan akan membaik pada akhir 2023 dengan pendapatan menjadi US$ 2,5 miliar, namun masih merugi sebanyak US$ 648 juta.
Hingga saat ini, Grab masih belum mampu menghasilkan keuntungan. Pendapatannya untuk kuartal ketiga 2021 malah tercatat turun 9% menjadi US$ 157 juta karena peningkatan kasus pandemi virus corona di kasus Asia Tenggara dan lockdown yang dilakukan di beberapa negara.
Tertarik dengan semua hal saham? Baca juga: Alasan Wall Street Kembali Melonjak Naik Minggu Ini