Pembangunan proyek Bukit Algoritma dipastikan menggunakan mata uang kripto. Pihaknya pun telah bekerja sama dengan PT Gaharu Indonesia Prima (GIP) untuk merealisasikan rencananya tersebut.
Untuk yang belum tau, Bukit Algoritma adalah sebuah proyek yang melibatkan PT Kiniku Bintang Raya (KSO) dan BUMN Konstruksi PT Amarta Karya (Persero) untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0.
Saat ini, proyek senilai Rp 18 triliun itu sedang tahap pengerjaan dan telah ditandai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama pada bulan Juni 2021 lalu. Beberapa update mengenai pembangunan proyek ini pun akhirnya terkuak, salah satunya adalah pembiayaan pembangunan pusat teknologi Indonesia ini akan menggunakan mata uang kripto.
Proyek Pembangunan Bukit Algoritma Akan Menggunakan Mata Uang Kripto
Dilansir dari Tribunbisnis, Direktur Utama PT Gaharu Indonesia Prima (GIP) Bahriandi, belum lama menerangkan jika perusahaannya telah resmi bekerja sama dengan beberapa pihak terkait untuk mendanai pembangunan Bukit Algoritma menggunakan mata uang kripto bernama LOBO.
Baca Juga: META Mulai Uji Coba Fitur Baru di Metaverse Buatannya
“Kita akan melakukan MoU dengan Bukit Algoritma semoga menjadi berkah rahmat untuk bangsa,” kata Bahriandi.
Setelah bekerja sama dengan Bukit Algoritma, Bahriandi juga berharap agar pihaknya dapat ikut berkontribusi dalam proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang saat ini tengah dalam proses pengembangan.
Bari Arijono selaku Senior Advisor Lobo Indonesia mengungkapkan jika PT. Gaharu Indonesia Prima akan menjaga harga dari token LOBO agar tetap stabil dengan cara staking. Ia pun mengklaim jika LOBO adalah token dengan harga yang paling stabil jika dibandingkan dengan token kripto lainnya.
“Harga kami akan jaga baik dengan cara-cara staking, dengan cara-cara bahwa proyek-proyek yang kami itu memang betul-betul proyek yang visibel, yang berjalan dan menghasilkan revenue. Dan tentunya Lobo token ini akan memiliki harga stabil dibandingkan aset digital lainnya yang tidak memiliki underlying apa pun,” ujar Bari.
Lebih lanjut, Bari dan perusahaannya juga sudah siap menggandeng proyek IKN menggunakan konsep digital equity currency agar proses pembangunan proyek tersebut menjadi lebih cepat selesai.
“Kami sudah siap menggandeng proyek IKN menggunakan digital equity currency dan berbagai model yang kami tawarkan untuk mempercepat proses pembangunan IKN,” paparnya.
Saat ini, token LOBO masih belum diperjual-belikan secara bebas, karena token ini masih dalam tahap pra penjualan, sebagai mana dikatakan oleh Bari.
“Token-token yang kami miliki saat ini masih dalam bentuk pre sell, kita belum memiliki token yang diperdagangkan secara umum ya di beberapa exchanger, baik itu nasional maupun internasional,” tutup Bari.
Baca Juga: Waduh, Elon Musk Gagal Jadi Direksi Twitter! Apa Alasannya?
Proyek bernama Bukit Algoritma ini akan memanfaatkan lahan seluas 888 hektar di wilayah Kecamatan Cikidang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Proyek ini pun dijuluki sebagai Silicon Valley-nya Indonesia, karena nantinya seluruh pengembangan teknologi 4.0 untuk Indonesia akan dikembangkan disini.