Malaysia menjadi salah satu negara terbaru yang melarang penayangan film animasi garapan Disney Pixar yang berjudul Lightyear. Pihak terkait pun telah meminta Disney untuk memotong adegan yang menurutnya tidak pantas ditonton oleh warganya.
Film Lightyear memang tidak henti-hentinya membuat sensasi, setelah ketahuan memasukan adegan dengan elemen LGBT di dalamnya. Tentu saja, adegan tersebut membuat sejumlah negara melarang penayangan film garapan Angus MacLane itu.
Total, ada 14 negara yang menolak untuk menayangkan film itu, termasuk Malaysia yang notabennya adalah salah satu negara yang mayoritas warganya bergama Islam dan masih menganggap jika adegan LGBT dalam sebuah film adalah hal yang tabu serta tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
Malaysia Ikut Larang Penayangan Film Lightyear
Mengutip dari Associated Press, alasan utama mengapa badan sensor film Malaysia LPF menolak menayangkan film Lightyear adalah karena munculnya beberapa adegan yang terlihat mempromosikan gaya hidup LGBT yang melanggar peraturan di negaranya.
Baca Juga: Lightyear Belum Bisa Geser Jurassic World: Dominion di Box Office Amerika
“Adegan dan dialog yang ditemukan mengandung elemen yang mempromosikan gaya hidup LGBT yang melanggar unsur-unsur kunci Pedoman Sensor Film, diinstruksikan untuk dipotong atau dibungkam,” kata LPF dalam pernyataan resminya.
“Bagaimana pun, distributor film tidak setuju untuk mematuhi instruksi-instruksi itu dan malah memutuskan untuk membatalkan pemutaran film,” tegasnya.
Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sampai harus turun tangan untuk menolak penayangan film Lightyear. Sama dengan Malaysia, MUI dan KPAI melarang Lightyear untuk tayang karena adanya adegan yang mengandung unsur LGBT.
“film Lightyear bertentangan dengan ajaran agama mayoritas penduduk Indonesia, yaitu Islam, yang melarang perkawinan sesama jenis.” kata Sekjen Majelis Ulama Indonesia MUI, Amirsyah Tambunan.
Tak ketinggalan, pihak KPAI pun memberikan komentarnya terkait kisruh film Lightyear di Indonesia.
“Anak tidak tahu tentang orientasi seksual dan sudah dapat dipastikan kalau usia anak-anak seperti itu biasanya mereka tidak memiliki orientasi seksual, bahkan mereka mungkin juga belum paham sepenuhnya. Namun dengan tayangan tadi yang punya pesan tentang LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) seolah-olah mempromosikan bahwa baik-baik saja dibesarkan dengan cara begini (dibesarkan dalam lingkungan LGBT.red). Itu yang barangkali bisa berbahaya,” jelas komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI, Retno Listyarti, saat diwawancarai dengan VOA Indonesia.
“Jika anak-anak yang masih belum memiliki orientasi seksual terarah lalu diberikan tontonan dengan unsur LGBT di dalamnya, tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut akan terpengaruh bahwa LGBT itu adalah hal yang lumrah. Apalagi tayangan-tayangan film tersebut ditonton terus-menerus. Misalkan ini berseri, atau misalnya terus berlanjut dengan tokoh yang sama, hanya ceritanya beda-beda. Tentu saja hal itu pasti akan berpengaruh (kepada anak-anak.red),” tambahnya.
Baca Juga: Sutradara Paul Haggis Ditangkap Polisi Akibat Dugaan Kasus Kekerasan Seksual
Selain Indonesia dan Malaysia, Lightyear juga diboikot oleh sejumlah negara Timur Tengah dan Asia, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Cina yang merupakan salah satu pasar film terbesar selain Amerika. Dengan begini, maka pendapatan Lightyear secara global dipercaya akan sangat sedikit guys.